SEJARAH MADIUN (Sejarah Politik dan Transformasi Kepemerintahan dari Abad XIV hingga Awal Abad XXI, hasil penelitian Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan dibiayai Pemkab Madiun)




Belajar Sejarah itu semacam merawat kenangan, agar bisa menjadi cermin instropeksi dalam merancang masa depan yang lebih baik. Hal ini tentu diperlukan literasi yang komprehensif, untuk itulah Pemkab Madiun berusaha Melengkapi  2 buku sejarah tentang Madiun yang sudah ada sebelumnya , yaitu secara resmi diterbitkan Pemkab Madiun,  pertama  berjudul Sejarah Kabupaten Madiun, diterbitkan pada tahun 1980 dan buku kedua berjudul Menelusuri Jejak Sejarah Masa Lalu. Sekilas Sejarah Kabupaten Madiun ,  diterbitkan tahun 2005.
Di tahun 2017 ini, Pemerintah Kabupaten  menerbitkan Buku sejarah Madiun berjudul Sejarah Politik dan Transformasi Kepemerintahan dari Abad XIV hingga Awal Abad XXI yang merupakan hasil penelitian Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan dibiayai Pemkab Madiun.

Tim peneliti UGM yang menyusun buku itu terdiri atas Sri Margana, Agus Suwignyo, Baha’uddin, Abdul Wahid, dan Uji Nugroho Winardi. Buku hasil penelitian itu, rencananya secara resmi di-launching dan dibedah di Pendapa Kabupaten Madiun di Mejayan, Selasa (14/11/2017).
Buku setebal 433 halaman itu berisi sejarah Kabupaten Madiun mulai awal perkembangan politik pemerintahan di Kerajaan Gelang-Gelang di Ngurawan, dari nama Purbaya menjadi Madiun, saat melawan kekuasaan kompeni, perlawanan Ronggo Prawirodirjo III dan Perang Jawa, hingga Madiun pada awal Indonesia merdeka.

Buku yang penyusunannya dibiayai APBD Kabupaten Madiun secara detail menelisik sejarah Madiun dengan berdasarkan bukti-bukti arkeologis. Sejumlah benda cagar budaya yang menjadi dasar penelitian ini yaitu Punden Dusun Mangirejo, Pendopo Watu Gilang, Makam Syech Ismail, Lumpang Batu, Fragmen Gandik, Situs Ngumbul, dan puluhan benda cagar budaya lainnya.
Selain itu Sumber atau materi pokok dalam bentuk arsip, dokumen, dan artefak sebagai bahan penulisan buku ini diambil dari berbagai lembaga baik yang ada di dalam negeri maupun di negeri Belanda

Bupati Madiun, Muhtarom, dalam sambutannya mengatakan kehadiran buku ini akan menjadikan generasi kini dan yang akan datang dapat dengan mudah mempelajari tentang peradaban, adat istiadat, kepemimpinan, dan peristiwa heroik yang pernah terjadi sejak berdirinya Kabupaten Madiun pada abad XV.

“Sejarah tidak boleh hilang dan tidak boleh dihapuskan, tinggal bagaimana kita memaknai seraya mengambil intisari dan semangat dari sebuah jejak perjalanan,” kata Muhtarom.

Kita harus memberi apresiasi yang tinggi terhadap upaya Pemkab Madiun ini, karena dengan buku-buku sejarah Madiun ini, kita bisa  belajar tentang Sejarah Madiun dengan referensi akademik, dan yang lebih penting bisa menjadi bahan diskusi yang menarik dari masyarakat Madiun, sehingga bisa timbul ide-ide baru lagi tentang ragam sejarah Madiun.

Komentar

  1. mohon diterangksn dan diliput untuk makam religi syekh ahmad muhammad jatilawang glonggong dolopo madiun

    BalasHapus

Posting Komentar