Brem Madiun



Selain pecel, ada satu lagi makanan yang identik dengan kota Madiun, yakni Brem. Bedanya, yang satu ini lebih dikategorikan ke dalam jenis kudapan atau makanan kecil. Brem merupakan buah tangan favorit para pelancong yang berkunjung ke Madiun.

Sebenarnya ada beberapa bentuk brem yang dikenal di pasaran, berupa makanan dan minuman. Brem berupa makanan terkenal dari Madiun dan Wonogiri, sedangkan yang berupa cairan berasal dari pulau Bali dan Nusa Tenggara. Brem Madiun, adalah makanan tradisional khas yang berasal dari kecamatan Caruban, Kabupaten Madiun, dan berasal dari dua desa penghasil: Bancong dan Kaliabu. Brem dikemas berbentuk lempengan agak kekuningan, rata-rata berukuran kurang lebih 15 cm x 5 cm x 0,5 cm. Untuk lebih memaksimalkan pemasarannya, brem kini dikemas dalam bentuk kecil kecil seukuran permen, sehingga mudah untuk dikantongi, dan diberi berbagai varian rasa.  Biasanya pada sekitar tahun 80-an, brem dalam bentuk ini dijual asongan oleh para pedagang di sekitar stasiun-stasiun di kereta api di daerah Jawa Timur
Brem terbuat dari fermentasi ketan yang kemudian diambil sarinya dan diendapkan selama sehari semalam.

Hasilnya lantas dicetak menjadi bentuk persegi. Proses pembuatannya bisa dibilang cukup rumit karena harus melalui beberapa tahapan dan tidak bisa sehari jadi. Sensasi makanan ini muncul ketika makanan dimasukkan ke dalam mulut akan langsung mencair dan lenyap meninggalkan rasa 'semriwing' di lidah.
Proses pembuatan Brem diawali dengan menanak beras ketan. Beras ketan yang digunakan harus kualitas yang baik agar hasilnya maksimal. Beras ketan yang telah matang didiamkan sebentar agar dingin lalu ditaburi ragi hingga rata. Bahan tersebut kemudian diperam selama kurang lebih 1 minggu agar bisa menjadi tape yang manis.

Selanjutnya tape ketan diperas air sarinya dan direbus di atas api besar hingga mengental. Adonan sari tape ini kemudian dimasukkan dalam mesin pengaduk dan ditambahkan soda kue agar saat kering nanti Brem bisa mengembang dengan bagus dan tidak banyak terbentuk rongga udara. Setelah itu adonan dituangkan ke dalam cetakan-cetakan yang berbentuk persegi dan didiamkan dulu semalaman. Keesokan paginya barulah adonan tersebut dijemur di bawah terik matahari hingga kering. Tahapan yang banyak memakan waktu adalah proses pengeringan/penjemuran. Ini karena Brem harus dijemur di bawah sinar matahari langsung. Kalau sedang musim penghujan, proses perngeringan bisa lebih lama lagi. Sementara itu, pengeringan dengan alat seperti oven bisa membuat hasil tidak maksimal, termasuk dari segi rasanya.  Langkah terakhir adalah pengemasan.





Beberapa manfaat  Brem adalah  mengurangi resiko terkena penyakit jantung dan stroke, ,  mengurangi kadar asam dalam darah dan mencegah pembekuan darah. Masalah ini biasanya sering muncul pada orang tua . Brem bisa meningkatkan produksi dehidro epiandrosteron yang ternyata sangat baik untuk melancarakan peredaran darah.
Brem juga bisa mengurangi kadar kolesterol buruk yang bisa menyebabkan tingginya kadar kolesterol



Selain itu Brem juga bisa meningkatkan kesehatan kulit. Konsumsi brem dalam jumlah yang wajar bisa membuat proses regenerasi sel kulit mati berjalan lebih cepat sehingga produksi sel – sel kulit yang sehat akan mudah terbentuk, sehingga bisa menurunkan resiko jerawat dan mengurangi jerawat.

Komentar