Batik khas Kabupaten Madiun, Batik Kenongo, di sentra batik
Desa Kenongorejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, yang
terletak 7 km dari kota caruban , tetap bertahan meskipun pernah nyaris punah, karena kalah bersaing
dengan batik-batik khas daeah lainnya. Batik
di Desa Kenongorejo sudah mulai dibuat sejak zaman penjajahan Belanda, menurut
cerita yang beredar di Masyarakat, Batik Khas Kenongorejo ini pertama kali
dibuat oleh para pengikut Pangeran Dipoegoro. Batik di kawasan ini mengalami puncaknya pada
tahun 1960-an, kala itu produksi batik mencapai 6.000 hingga 7.000 lembar
setiap bulannya.
Ketika produksi mulai turun para perajin batik akhirnya mulai melakukan diversifikasi. Biasanya
batik yang dibuat adalah ukuran kain panjang, kini ia mulai merambah batik
dengan bentuk lain. Di antaranya adalah bentuk taplak meja, seprei, sapu
tangan, dan sejumlah bentuk souvenir lainnya yang lebih menarik minat pembeli.
Selain itu, warna yang diberikan juga lebih beraneka dan tidak menggunakan
warna tradisional yang didominasi warna hitam, coklat, dan kuning emas.
Motif andalan dari Batik Kenongo adalah selain bunga
kenanga, juga adanya motif porang.motif ini terinspirasi dari Bunga kenanga yang banyak tumbuh di desa
Kenongorejo, begitu juga Motif porang, tanaman porang yang banyak tumbuh di Desa
Kenongorejo yang terdapat di tepi hutan. Untuk meningkatkan penjualan, perajin
batik lainnya terus berinovasi guna memenuhi keinginan pasar. Tidak hanya batik
tulis saja yang diproduksi namun juga batik cap dan printing.
Upaya dari Pemerintah Kabupaten Madiun, (Pemkab) Madiun,
Jawa Timur, patut kita apresiasi, yaitu mengembangkan empat motif batik yang
dijadikan kekhasan atau ciri dari wilayah setempat dengan menggandeng pengrajin
batik yang ada. Keempat motif batik yang dikembangkan dan dijadikan ciri khas
dari batik Kabupaten Madiun tersebut adalah Batik Kenongo yang merupakan motif
batik paling tua, Batik Porang, Batik Serat Jati, dan Batik Gabah Sinawur.
masing-masing corak di batik khas Madiun tersebut memiliki
makna tersendiri. Seperti unsur motif gabah sinawur melambangkan Kabupaten
Madiun sebagai lumbung pangan, terutama padi Jawa Timur sebelah barat. Demikian
juga dengan unsur motif porang yang merupakan komoditas ekspor warga tepian
hutan di Kabupaten Madiun, motif serat jati yang melambangkan wilayah Kabupaten
Madiun 40 persen berupa hutan jati, dan motif kenanga melambangkan keharuman
dan diambil dari nama desa tempat batik tersebut dibuat, yakni di Desa
Kenongorejo, Pilangkenceng.
Guna mengembangkan batik khas di wilayahnya, Pemkab Madiun
telah melakukan berbagai upaya di antaranya, penggunaan seragam batik khas bagi
seluruh PNS di Kabupaten Madiun sepekan sekali serta pameran batik baik di
tingkat regional dan nasional.
Hal ini perlu disinergikan dengan aspek permodalan dan
pendampingan teknis pemasaran, agar para perajin bisa berproduksi dengan skala
besar. Apalagi sekarang setiap desa mempunyai Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa (APBDesa) yang besar, bisa digunakan untuk memberdayakan para perajin
batik bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Desa, sehingga Batik Madiun bisa
menembus pasar dunia.
Foto-foto : Arif Gumantia dan Yolan Tika.
Komentar
Posting Komentar